PEREDAM


Bila anda membangun sebuah ruangan yang  digunakan untuk  aktifitas yang berkaitan dengan suara, misalnya  Home Theater dan studio ataupun ruang rapat/konferensi dan ruang konser, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yang pertama adalah bagaimana membuat ruangan terisolasi secara akustik  dari lingkungan sekitarnya  dan yang kedua bagaimana mengkondisikan  ruangan  agar berkinerja  sesuai dengan fungsinya. Hal pertama sering disebut sebagai insulasi (membuat ruangan kedap suara atau soundproof), sedangkan yang kedua adalah pengendalian medan akustik  rua-ngan. Kedua hal  ini  seringkali tertukar balik  bahkan tercampur-campur  dalam penyebutannya, sehingga tidak  jarang  orang  menyebut mineral wool atau glasswool misalnya sebagai bahan kedap suara, dimana seharusnya adalah bahan penyerap suara.Bila pernyataan mineral wool /glasswool adalah bahan kedap suara benar, bisa dibayangkan apa yang terjadi bila dinding ruang hanya terbuat dari  bahan mineral wool / glasswool saja. Alih-alih ingin menghalangi suara tidak keluar ruangan, yang terjadi adalah suara keluar ruangan dengan bebasnya.   Apa yang  harus kita lakukan apabila kita ingin membuat ruangan yang terisolasi secara akustik  dari lingkungannya atau dalam  bahasa sehari-hari ruangan yang kedap suara. Ada lima prinsip yang harus  diperhatikan.agar suara system tata suara kita  (yang terkadang dibeli dengan dana yang tidak sedikit)  dapat dibunyikan sesuai dengan keinginan kita tanpa harus mendapatkan response (dari tetangga ataupun keluarga kita sendi-ri) “ berisik, tolong kecilkan donk” atau bahkan dilempari batu…:)..
Lima prinsip dasar itu adalah :

1. Massa
2.Dekopling Mekanik atau isolasi mekanik
3.Absorpsi atau penyerapan suara
4.Resonansi
5.Konduksi

Prinsip 1: Massa


Prinsip massa ini berkaitan dengan perilaku suara sebagai gelombang. Apabila gelombang suara menumbuk suatu permukaan, maka dia akan menggetarkan permukaan ini. Semakin ringan permukaan, tentu saja semakin mudah digetarkan oleh gelombang suara dan sebaliknya, seperti halnya kalo anda mendorong troley kosong akan lebih ringan dibandingkan mendorong troley yang terisi  penuh dengan  batu bata. Tentu saja
untuk membuat perubahan besar pada kinerja insulasi, perlu perubahan massa yang besar pula. Secara teoritis, dengan menggandakan massa dinding kita (tanpa rongga udara), akan  meningkatkan  kinerja insulasi sebesar 6 dB. Misalnya  anda punya dinding  drywall  gypsum dengan
single stud, maka setiap penambahan layer gypsum akan memberikan tambahan insulasi 4-5 dB.
                                                                                                                                                                                                                       
Prinsip 2: Dekopling Mekanik



 Prinsip dekopling ini adalah prinsip yang paling umum dikenal dalam konsep insulasi.Sound clips, resilient channel, staggered stud,dan double
stud adalah beberap contoh aplikasinya. Pada prinsipnya dekopling mekanik dilakukan untuk menghalangi suara merambat dalam dinding,atau menghalangi getaran merambat dari  permukaan  dinding ke  permukaan yang lain.Energi suara/getaran akan “hilang” oleh material lain atau udara yang ada diantara 2 permukaan. Yang seringkali  dilupakan, dekopling mekanik ini merupakan  fungsi  dari  frekuensi suara,karena pada
saat kita membuat dekopling, kita menciptakan system resonansi., sehingga system dinding hanya akan  bekerja jauh diatas  frekuensi resonansi
itu. Insulasi akan buruk  kinerjanya pada frekuensi dibawah ½ oktaf  frekuensi r esonansi. Jika anda bisa  mengendalikan  resonansi ini  dengan benar, maka insulasi frekuensi rendah (yang merupakan problem utama dalam proses insulasi) akan dapat dicapai dengan baik.

Prinsip 3: Absorpsi atau penyerapan energi suara


Penggunaan bahan penyerap suara dengan  cara disisipkan dalam system dinding  insulasi akan  meningkatkan  kinerja insulasi, karena energi suara yang merambat melewati bahan penyerap akan diubah menjadi energi panas (utk menggetarkan partikel udara yang terperangkap dalam
pori2 bahan penyerap. Bahan penyerap ini juga akan  menurunkan frekuensi  resonansi  system partisi/dinding yang  di dekopling.  (Pernahkah
anda mencoba meletakkan mineral wool/glasswool didepan center loudspeaker system Home Theater anda? Coba bandingkan bila  anda  letak-
kan di depan subwoofer anda?)
Setelah anda mencoba, maka anda akan memahami, bahwa insulasi atau soundproofing tidak ditentukan semata oleh bahan penyerap apa yang diisikan dalam dinding anda. Jika anda menggunakan dinding sandwich konvensional (kedua permukaan  dihubungkan  oleh stud )dan  anda isi 
celah diantaranya dengan bahan penyerap suara, suara  akan tetap dapat lewat melalui  stud tanpa harus  melalui bahan  penyerap suara. Jadi
bahan penyerap hanya akan efektif bila ada dekopling.

Prinsip 4: Resonansi
 


Prinsip ini bekerja bertentangan dengan prinsip 1, 2, dan 3, karena resonansi bersifat memudahkan terjadinya getaran. Bila getaran terjadi pada frekuensi yang sama dengan frekuensi resonansi system dinding anda, maka energi suara akan dengan mudah menembus dinding anda (seberapa tebal dan beratpun dinding anda). Ada 2 cara untuk mengendalikan resonansi ini:
Redam resonansinya, sehingga amplituda energi yang sampai sisi lain dinding akan sangat berkurang. Anda dapat menggunakan visco-elastic damping compund, tapi jangan gunakan Mass Loaded Vinyl.
Tekan frekuensi resonansi serendah mungkin dengan prinsip 1, 2 dan 3.
                                                                                                                                                                                                                       
Prinsip 5: Konduksi


Ingat bahwa suara adalah gelombang mekanik, sehingga apabila dinding anda terhubung secara mekanik kedua sisinya, maka suara akan dengan mudah merambat dari satu sisi ke sisi lainnya. Untuk mengendalikannya tentu saja ada harus memotong hubungan mekanis antara sisi satu dengan sisi yang lain, misalnya dengan dilatasi antar sisi, menyisipkan bahan lain yang memiliki karakter isolasi lebih tinggi (beda Impedansi Akustik atau tahanan akustik), menggunakan studs dengan cara zigzag, dsb. Konduksi ini juga yang seringkali menyumbangkan  problem flangking suara antar ruang. (Itu sebabnya pemberian dekopling/dilatasi pada lantai dan langit-langit juga penting. Sudahkan ruangan theater atau studio anda mempertimbangkan hal diatas?


MENGENAL APA ITU EFEK SUARA ???                                                                                                                                                                                     

Mengapa kita mendengarkan perbedaan suara antar perangkat speaker dengan perangkat speaker yang lain. Parameter apa yang menjadi penyebabnya?! Apakah amplitudo? frekuensi? distorsi? phase? jarak tiba suara? Atau bahkan gabungannya?!  
Speaker itu sendiri sebagai hasil akhir dari keseluruhan sound system mengemban tugas berat yaitu mengubah sinyal listrik sudah diperkuat oleh power amplifier menjadi energi suara yang kita dengarkan. Salah satu tujuan desain loudspeaker adalah menghasilkan frekuensi seflat mungkin bukan hanya di depan speaker (on axis) melainkan juga secara off axis. Permasalahannya adalah sangat sulit atau bahkan nyaris tidak mungkin kita mendapatkan response Frekuensi ideal karena satu hal penting dan paling berpengaruh yaitu AKUSTIK RUANGAN. Hal ini berlaku secara umum baik di car audio, home audio, dan seterusnya.
Tidak ada speaker sebagus dan sehebat serta semahal apapun akan bersuara optimal jika tidak didukung oleh akustik ruangan yang mendekati ideal. Banyak sekali mobil yang saya dengar dan masuk kategori BAGUS sebenarnya bisa bersuara LUAR BIASA ketika akustik ruangan ditreatment dengan baik
Akustik memiliki berbagai definisi dalam dunia arsitektur akustik dapat berarti penanganan terhadap efek suara yang terjadi pada suatu ruangan tertutup. Namun demikian dalam tulisan ini penulis sengaja membatasi definisinya sebgai ilmu yang mempelajari suara dan cara suara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Untuk benar-benar bisa memahami akustik idealnya orang memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Gelombang Tekanan Suara (Sound Pressure Wave) bagaimana dia bekerja dan bagaimana telinga kita menangkap suara dan bagaimana otak kita menerjemahkan suara tersebut.
 Contohnya apa beda suara, bunyi, nada dan musik?
Suara adalah apapun yang kita dengar dan kita rasakan getarannya. Bunyi adalah suara yang timbul di sekitar kita sedangkan nada adalah tinggi rendahnya bunyi yang terdengar. Musik adalah kumpulan nada yang bersifat harmonis. Nah musik ini akan terdengar lebih indah di ruangan yang akustiknya baik contoh di gedung konser versus di lapangan bola


TIGA HAL YANG PERLU DIPAHAMI TENTANG AKUSTIK:


Room Acoustic

Fungsi dari perilaku suara ketika dihasilkan dalam suatu ruangan tertutup. Gelombang suara berperilaku sangat berbeda ketika berada di suatu ruangan (closed air) contohnya auditorium atau kendaraan kita dibandingkan dengan ruangan terbuka (open air) contoh lapangan sepakbola. Satuan ukurnya disebut sebagai reverberation time dan standarnya disebut sebagai RT60. Ruangan dengan High RT60 akan sangat bergema dan suara sulit diinterprestasikan dengan baik sedangkan Ruangan dengan Low RT60 akan baik untuk mereproduksi suara dan musik. Ingat suara yang kita dengar terdiri atas
Direct Sound (Suara langsung) yaitu suara yang keluar langsung dari sumbernya contoh : speaker
Early Reflection (Pantulan awal) yaitu suara langsung yang terpantul oleh ruangan sekitar (biasa kita dengar sebagai ambience suara).
Late Reflection (Pantulan akhir) adalah early reflection yang terpantul lagi secara berulang-ulang ampai akhirnya lenyap energinya. Jika terlalu banyak akan menimbulkan gema atau gaung (reverberation and echo) yang menyebabkan clarity suara menurun drastis. Dalam ruangan akustik hal ini sebaiknya dihindari. Itulah sebabnya suatu  speaker  secara  obyektif  ditest  parameternya dalam  ruangan bebas gema (anechoic chamber).                                                                                                       
Di dalam mobil semua faktor akustik pantulan, sebaran, serapan (reflection, diffusion absorbtion) terjadi secara ekstrim untuk itu perlu ditangani secara  khusus!               


Treatment Acoustic                                                                                                                                                                                                                       

Yaitu fungsi dari treatment suara guna menghasilkan efek suara yang diinginkan secara mekanis contohnya penggunaan diffuser, absorbser, bass trap dll. Metode ini sudah diterapkan secara menyeluruh di studio rekaman semenjak tahun 1930an sampai sekarang misalnya oleh Bell Laboratories, Japan Victor Company, Yamaha, Walt Disney, dll dan dilakukan secara konsisten oleh Pabrikan mobil terkemuka seperti Roll Royce, Jaguar, Daimler Chrysler, Mercedez Benz, Aston Martin, Lexus, Infinity dll
Dalam tulisan ini akan lebih banyak membahas tentang hal ini termasuk teknik peredaman yang efektif untuk mengoptimalkan akustik pada mobil.
Engineered  Acoustic                                                                                                                                                                                                

Yaitu fungsi dari peralatan audio guna menghasilkan efek suara yang diinginkan secara  elektronik                                           

Harap dibedakan antara PEREDAM dan Akustik Treatment.  , Seberapa kuat material ini menyerap suara sedang akustik treatment adalah untuk menyeimbangkan suara agar suara yg diterima pendengar tidak berlebih.
Untuk peredam suara (agar suara tidak bocor ke tetangga) prinsip utama adalah Massa, semakin besar massanya semakin baik dan kedua adalah insulasi atau penyekat, biasanya berupa ruang kosong dengan jarak 16 cm
Untuk akustik treatment, ada 2 macam absorber (penyerapan) dan diffuser (pemecah suara).


BAHAN MATERIAL UNTUK INSTATALASI  SOUND  ABSORBER                                                                                                                              

Bahan Penyerap Suara memiliki tugas penting didalam mengendalikan medan suara didalam ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Bahan penyerap suara ini seringkali disebut sebagai material kedap suara, sebuah istilah yang menurut hemat penulis adalah sebuah istilah yang tidak tepat. Dalam sebuah konsep akustik ruangan, harus dibedakan antara fungsi kedap (sound proofing) dan fungsi pengendalian (sound controling). Dalam kedua fungsi, diperlukan bahan penyerap suara ini.
Ada dua tipe utama bahan penyerap suara, yaitu Bahan Penyerap Suara Berpori (Porous Absorber) dan Bahan Penyerap Suara tipe Resonansi (resonant Absorber). Kedua tipe penyerap suara ini berbeda dalam hal mekanisme penyerapan energi suara.
Bahan berpori seperti karpet, korden, foam, glasswool, rockwool, cellulose fiber, dan material lunak lainnya, menyerap energi suara melalui energi gesekan yang terjadi antara komponen kecepatan gelombang suara dengan permukaan materialnya. Bahan penyerap suara tipe ini akan menyerap energi suara lebih besar di frekuensi tinggi.
Tipikal kurva karakteristik penyerapan energi suaranya sebagai fungsi frekuensi, dapat dilihat pada gambar berikut:                                                              
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Bahan penyerap suara ini akan menyerap energi suara lebih besar pada frekuensi rendah atau menengah, apabila jarak material ke dinding atau ketebalan material bila ditempel langsung ke dinding lebih besar daripada seperempat panjang gelombang yang ingin dikendalikan, sebagai mana terlihat pada kurva berikut:


 




                                                                                                                                                                                                                                                                                          Bahan penyerap suara tipe resonansi seperti panel kayu tipis, menyerap energi suara dengan cara mengubah energi suara yang datang menjadi getaran, yang kemudian diubah menjadi energi gesek oleh material berpori yang ada di dalamnya (misal oleh udara, atau material berpori). Ini berarti, material tipe ini lebih sensitif terhadap komponen tekanan dari gelombang suara yang datang, sehingga lebih efektif apabila ditempelkan pada dinding. Bahan penyerap tipe ini lebih dominan menyerap energi suara ber frekuensi rendah. Frekuensi resonansi bahan ini ditentukan oleh kerapatan massa dari panel dan kedalaman (tebal) rongga udara dibaliknya .
 Tipikal respon frekuensi bahan penyerap tipe ini adalah sebagai berikut:

 


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  Tipe lain dari bahan penyerap suara ini adalah apa yang disebut sebagai Resonator Helmholtz. Efektifitas bahan penyerap suara tipe ini ditentukan oleh adanya udara yang terperangkap di “pipa atau leher” diatas bidang berisi udara (bentukan seperti leher botol dsb). Permukaan berlobang menjadi ciri utama resonator yang bekerja pada frekuensi tertentu, tergantung pada ukuran lubang, leher, dan volume ruang udaranya.

Apabila diinginkan sebuah dinding yang memiliki frekuensi kerja yang lebar (rendah, menengah, dan tinggi), maka harus digunakan gabungan ketiga bahan penyerap suara tersebut. Kombinasi antara proses gesekan dari komponen kecepatan gelombang suara dan resonansi dari komponen tekanan gelombang suara, akan membuat kinerja penyerapan energi suara oleh dinding atau partisi besar untuk seluruh daerah frekuensi.
  




















Tidak ada komentar: